petruk ratu

petruk ratu
petruk ratu by maharaniart.blogspot.com

Senin, 18 April 2011

PETRUK JADI RATU

      
PETRUK JADI RATU



Cerita ini cerita lucu, untuk  melepaskan ketegangan pikiran, perasaan je mu, jenuh atau apapun nama istilahnya.

Seperti Grup Wayang Orang, yang pernah bermukim di kotaku sampai beberapa bulan, setelah menampilkan lakon lakon berat seperti Bharata yudha, sekali tempo akan memainkan lakon yang bersifat humor, misalnya Petruk jadi ratu, atau mungkin Semar mantu, atau Talirasa, Rasatali, po koknya yang bersifat menghibur.

Kali ini cerita yang kami pilih adalah Petruk jadi ratu. Cerita ini dari ayah saya yang nonton cerita wayang ini pada tahun 60 an jadi sudah 50 tahunan, Carita ini termasuk sudah tua sekali

Dengan berbekal Janus Kalimasada, Petruk bermaksud mencari keberun tungan. Sesuai dengan petunjuk ayahnya Rama Gandarwa, Jin Sulandana Petruk menuju Keajaan jin, yang bernama Lojitengara. Kerajaan kecil te nang, aman makmur, sejahtera bahagia.

Di Istana Lojitengara, Prabu Jayakiswara, masih mengadakan persida ngan lengkap. Hadir pada persidangan tesebut, Patih Jayasaksara, Adipati Kurindramurca, dan para bupati serta para nayaka praja.

Tidak antara lama kemudian, datanglah  Petruk tergopoh gopoh Bermak sud menemui rajanya. Patih Jayasaksara minta agar tamu nya sopan, ia harus datang menyembah.

Petruk tidak mau melakukannya. Ia menyampaikan maksud kedatang annya, akan meminta negera Lojitengara. Permintaan Petruk itu, tentu sa ja tentu saja membuat Prabu Jayakiswara dan para punggawa yang hadir disitu, menjadi terkejut.

Petruk tidak takut, ia malah menantang Prabu Jayakiswara. Akhirnya Pe truk keluar dari Istana, di ikuti para punggawa Kerajaan. Di alun alun Pet ruk dikerubut oleh pasukan Lojitengara. Petruk menjadi terdesak. Ia ingat Jamus Kalimasada yang ada pada dirinya, diambilnya dan ditunjukkannya pada musuhnya.

Ternyata kesaktian Pusaka Jamus Kalimasada, sangat dahsyat. seluruh para punggawa, dari perajurit sampai raja menjadi lumpuh. Akhirnya Pra bu Jayakiswara mengaku kalah. Walaupun tidak satupun perajurit yang tergores kulitnya, namun mereka semua  menyerah.

Petruk pun diangkat menjadi raja Lojitengara. dan bergelar Prabu Dwel keduwelbreh.


Setelah ada kesanggupan pihak raja Lojitengara, mau menyerahkan kera jaan Lojitengara, maka mereka pulih kembali, mereka tidak lumpuh lagi.

Petruk tahu rencana yang akan dilakukan Prabu Jayakiswara, yaitu ingin menaklukkan negeri negeri besar, seperti Astina dan Indraprasta. 


Bagi Prabu Dwelkeduwelbreh, rencana Prabu Jayakiswara, juga sama de ngan rencana Prabu Dwelkeduwelbreh. juga ingin mengalahkan kerajaa an Astina dan Indraprasta.


Ia memang ingin  menyerang ke Negara Astina dan Indraprasta, untuk bisa membuka hati. para bendoro di Astina maupun di Indraprasta,agar  mereka supaya tidak menyianyiakan pada abdi dalemnya, atau pembantu nya. Syukurlah kalau para bendoro, sekali sekali memberikan hadiah atau penghargaan, pada para abi dalemnya.
Prabu Dwelkduwelbreh, ingin mengalahkan Astina, yang nantinya akan diberikan pada Pandawa.

Prabu Dwelkeduwelbreh memerintahkan pasukan Kerajaan Lojitengara berangkat menyerang Astina. Di Astina, pasukan Astina, dengan mudah dapat di tundukkan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, para Kurawa satu persatu ditak lukkannya. Dari Aswatama, Dursasana, Sengkuni, Durna dan Prabu Suyudana menjadi tawanan perang Prabu Dwelkeduelbreh pada Pasukan Prabu Dwelkeduwelbreh. Seluruh para Kurawa dimasukkan ke dalam penjara.

Prabu Dwelkeduwelbreh juga menyerang Kerajaan Pandawa.Tanpa ber perang, Prabu Dwelkeduwelbreh mengalahkan para perajurit Indraprasta Werkudara menjadi marah kini menghampiri Prabu Dwelkeduwelbreh.

Prabu Dwelkeduwelbreh :He, Werkudara namamu  siapa?


Werkudara :Dah tahu pijer tanya.


Prabu Dwelkeduwelbreh :menyerahlah kamu.


Werkudara :Ini  gada Rujakpala , terimalah.


Prabu Dwelkeduwelbreh; Werkudara, kamu mau mukul aku dengan gada Rujakpala, La kiting tanganmu.


Werkudara. Waduh, tanganku jadi kiting tenan, aku tidak kuat ngangkat gada.


Prabu Dwelkeduwelbreh “Werkudara duduko,yo.


Werkudara :Yah, aku ternyata bisa duduk, Aku minta disembuhkan tanganku biar sembuh.


Prabu Dwelkeduwelbreh: Menyerah kan? Kalau nyerah harus mau manut sama aku, mau enggak?,


Werkudara :Mau, aku mau disuruh apa. Aku mau.


Prabu Dwelkeduwelbreh :Werkudara, kamu tak suruh nyangkuli semua tanah yang ada di sekitar Istana, tidak ada yang boleh keliwat Kalau sudah dicangkuli, terus di tanami dengan tanaman pangan seperti ketela pohung, sama ketela dan jagung, mau nggak.

Werkudara ;Ya, saya siap. 

Prabu Dwelkeduwelbreh: Ini lagi ! , ada satriya  bagus, tapi kok klemar klemer, Arjuna, Siapa namamu.

Arjuna : Ya, sudah tahu kok tanya.


Prabu Dwelkeduwelbreh: Sudah sana pergi Arjuna, jangan ganggu aku.

Arjuna : Kamulah yang harus pergi Prabu Dwelkeduwelbreh. Terimalah Iini pusakaku, panah Sarotama, rasakanlah.

Prabu Dwelkeduwelbreh: Arjuna, kamu mau manah aku?Kamu sakojur  gatelen, Arjuna!!!

Arjuna: Yah, kok jadi gatel tenan awakku. Aku menyerah,

Prabu Dwelkeduwelbreh: Arjuna, kamu mbantu kakangmu Werkudara, nanam nanam.

Demikianlah semua Pandawa dapat ditundukkan oleh Prabu Dwelkedu welbreh. Semua mendapatkan tugas yang aneh aneh. Puntadewa menda pat tugas mencabuti tanaman bunga, semua taman dibongkar menjadi persawahan.

Nakula ditugaskan memelihara kambing, Sade wa memelihara sapi dan kerbau. Sedangkan Antareja dan  Antasena, disuruh memelihata ikan dikolam.Gatutkaca dan Abimanyu disuruh angon bebek.

Beberapa hari ini, Prabu Dwelkeduwelbreh sudah merasa  betah tinggal di istana Indraprasta.Tetapi Prabu Duelkeduwelbreh tidak bersedia duduk disinggasana, ia minta duduk di bangku dingklik saja.Yang lebih aneh lagi Prabu Dwelkeduelbreh minta tidur di bekas kandang kerbau. 


Para Pandawa  berpikir,  ini ada orang gila. Kok saktinya bukan main. kelakuan Prabu Duelkeduwelbreh, yang kacokan, dengan meme rintahkan para Pandawa olah tani.


Namun sebegitu anehnya Prabu Dwelkeduwelbreh, ternyata hasilnya  secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan rak yat Indraprasta.Sungguh ajaib.


Dalam waktu singkat rakyat Indraprasta mengalami kemakmuran yang begitu pesat. Pertanian, peternakan, perikanan maju pesat. Rupanya rak yat merasa senang dengan pertanian dan peternakan serta perikanan per contohan yang dilakukan oleh para kesatria Pandawa,  dari itulah rakyat memanfaatkan tanah kosong yang ada di halaman rumahnya.

Para Pandawa ikut senang semua hasil yang dicapai dari jerih payahnya, yang semuanya akibat tindakan Prabu Duelkeduelbreh yang agak kurang ajar. 


Para Pandawa pun masih bisa  memuji Prabu Dwelkeduwelbreh, yang berhasil memakmurkan rakyatnya..

Pada suatu malam, ketika para penghni Istana Indraprasta tertidur deng an lelap, bagaikan tekena aji Panyirepan, Muncullah makhluk penyusup.  Mereka seorang dewa buruk rupa, seorang anak jin, dan seorang yang tecipta dari bayangan orang. Tak lain. Semar, Gareng dan Bagong, yang memasuki istana, yang taklain bapak dan saudara saudara Petruk.  Mere ka duta raja Dwarawati. Yang mencoba membebaskan adik adiknya, Para Pandawa  dari pengaruh Prabu Dwelkeduwelbreh.

Mereka memasuki setiap kamar, rupanya sedang mencari Prabu Dwelke duwebreh. Namun semua kamar tidak diketemukan. Akhirnya mereka ke belakang istana, Dibelakang terdapat kandang kerbau ada kandang kambing, juga kandang kuda. Mereka melihat sebuah kandang kerbau, kelihatan terang. Karena ada oncor di luar pagar.

Mereka dengn hati hati membuka pintu kandang, mereka mendekati seseorang yang sedang tidur mendengkur,Mereka berbisik : Kurang ajar, ternyata Petruk.

Semar dengan mata batinnya menemukan Jamus Kalimusada. Jamus Kalimasada langsung disaimpan dalam kuncung Semar. Setelah berhasil mengambil Jamus Kalimusada, Mereka menggunakan aji Panglimunan, pergilah mereka, tanpa ada orang seorang pun dapat melihat.

Keseokan harinya Prabu Dwelkeduwelbreh, mengadakan pisowanan agung, dihadiri segenap Pandawa serta para putra dan para sentana praja. Hadir pula Prabu Kresna.

Rabu Dwelkeduelbreh memberitahukan, kalau negeri Astina telah ditaklukkan, tinggal Pandawa mau apa tidak, tinggal menduduki Astima Prabu Kresna meminta kepada Prabu Dwelkeduwelbreh agar para Kurawa dibnebaskan. Karena Baratayudha, sudah menjadi jangkauan  para dewa, Perang Bharatayuda harus terjadi, karena sudah tersurat dan tersirat dalam Kitab Jitabsara. Prabu Dwelkwduelbreh.

Belim lama berembug datanglah Semar, Gareng, dan Bagong, Melihat kedatangan mereka Prabu Dwelkeduelbreh.menjadi marah marah, kok ada orang jelek datang ke sini mau apa.

Prabu Duwelkeduwelbreh : kamu orang orang jelek, gedibal ping pitulikur, mau apa datang kesini.

Semar : Prabu Dwelkeduwelbreh, baiknya kamu menyerah sasja, agar kamu kepenak. Kalau tidak mau, oh, kamu akan mati kaku.

Prabu Duelkeduwelbreh:  Ayo, tak layani, minta berapa hari, ayo tanding dengan Prabu Dwelkeduwelbreh.

Terjadilah perkelahian yang cukup sengit. Prabu Dwelkeduwelbreh
merasa lemas tak  berdaya. Bagong membekap Prabu Dwelkeduwelbreh dari belakang, dan Gareng menggelitiki Prabu Dwelkeduwelbreh hingga geli,  segeli gelinya. Prabu Dwelkeduwelbreh berteriak sambil nga kak, min ta jangan digelitik lagi.

Sedangkan Semar melucuti pakaian, dari kalung robyong, cincin 24 karat dihidungnya. Sampai sepatu berlapis emas Prabu Dwelkeuwelbreh. Tinggal mahkota raja yang bekum dicopot. Setelah mahkota raja dicopot, ya kelihatan kucir Petruknya.

Gareng: gene, jebulane kamu Truk, sama sama kere saja kok menghina, kita  sama sama gedibalnya. Sama sama kerenya, jangan saling menghina.

Semar  : Gareng,sudahlah sendau guraunya, ayo kita hadapkan si Dwel dwel ini pada bendoromu.

Semar : Petruk,minta maaflah pada saudara saudaranya dan para bendoromu.


Para bendoro dan para punakawan saling minta maaf. Para Bendoro maklum, karena selama ini mereka juga merasa kurang memberi perhatian pada para abdi.

Semar  menyerahkan kembali Pusaka Jamus Kalimasada kepada Prabu Puntadewa.Semar menasehati, jangan sampai pusaka itu dicuri lagi,


Sementara itu diluar Istana Indraprasta, Pasukan Lojitengara tidak merelakan rajanya, Prabu Dwelgeduwelbreh menjadi bulan bulanan orang orang Indraprasta.

Prabu Kresna minta Arjuna, Werkudara serta para putera Pandawa mengembalkan Perajurit Lojitengara ke negeri asalnya. Werkudara ambil gada Rauhjakpala. Rujakpala “diontang antingke” sehimgga terlihat me nakutkan. Prabu Jayakiswara merasa kalah dengan Werkudara. Arju na juga mendesak Patih Jayasaksara dan Adipati Kurendramurca agar bisa meninggalkan Indraprasta.

Sedangkan para putera Pandawa menyerang para perajurit Lojitengara yang juga tangguh. Akhirnya pasukan Lojitengara pun merasa tidak kuat melawan  Pandawa, dan merekapun pulang kenegerinya, Lojitengara.


Catatan kecil ; mengingat cerita itu sudah terlalu lama, dan tidak begitu  ingat lagi, maka nama raja, patih dan adipati Kerajaan Lojitengara, direkareka sendiri, Kalau ada para pecinta wayang yang mengetahui, mohon dikoreksi. Nama kerajaan Lojitengara  dalam lakon Petruk Jadi Ratu, ada juga yang menyebut   Ngrancangkencana. Memang biasanya cerita cerita carangan suka memakai nama negeri Ngrancangkencana atau Rancangkencana, dst. Mohon maaf dan teri ma kasih.



Wayang Wayang